- Bersabarlah sesungguhnya Allah menyertai orang-orang sabar dan Allahmengumpulkan perkara-perkarayang tidak diberikan kepada orang-orang yang tidak bersabar dan hanya memberikannya kepada orang-orang yang bersabar.
- Orang yang sabar akan diberikan lebih baik. Orang yang sabar akan dijadikan pemimpindan akan diberi pahala pahala tanpa hisab.
Rasulullah bersabda, “sabar itu separuh iman”, dan bersabda Rasulullah orang diberi paling sedikit yaitu sabar dan yakin meskipun orang tersebut tidak bangun malam/ puasa sunah.
Nabi Muhammad bersabda iman itu sabar
Hakikat Sabar
Sabar adalah tetapnya dorongan agama daripada orongan hawa nafsu. Dalam arti lain melawan hawa nafsu untuk kepentinga syariat. Jadi untuk menjadi sabar harus belajar tentang ilmu sabar.
Kesabaran itu adalah ciri khas manusia seperti tunggangan yang merupakan cabang tunggangan malaikat atu binatang buas. Ketika menunggangi binatag buas hanya akan mengajak ke dorongan syahwat dan hawa nafsu, sedangkan ketika menunggangi cabang malaikat akan membawa cahaya kerinduan untuk bertemu Allah.
Ada 3 golongan makhluk dalam perumpamaan tentang masalah sabar ini:
1. Malaikat
Malaikat tidak bsa dibayangkan kesabarannya karena malaikat tidak memiliki hawa nafsu. Malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah dan tidak pernah dihinggapi hawa nafsu.
2. Hewan buas
Hewan buas hanya memiliki hawa nafsu sehingga, gambaran kesabarannya tidak bisa digambarkan karena hewan buas diciptakan hanya memiliki hawa nafsu.
3. Manusia
Manusia diciptakan memiliki akal dan syahwat. Di dalamnya senantiasa terjadi pertentangan antara akal yang merupakan cabang dari barisan malaikat Allah dengan syahwat yang merepresentasikan setan. Jika dia memenangkan akalnya, berarti manusia tersebut telah bersabar.
Orang tidak bisa sabar ketika tidak ada tantangan. Sabar akan bernilai pahala ketika kita bisa memenangkan dorongan agama diatas hawa nafsu.
Syarat orang sabar adalah jangan mengeluh karena buah dari agama adalah tidak mengeluh. Bisa diibaratkan seperti orang yang minum obat pahit. Syahwatnya mengatakan jangan minumobat tersebut karena pahit, tetapi jika akalnya bisa memenangkan atas syahwat dan mau minum obat pahit tersebut berarti orang tersebut telah bersabar dan bersyukur.
Sabar dan syukur ibarat dua sisi mata koin yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bersyukur pasti bersabar dan orang yang bersabar pasti bersyukur.
Iman itu dasrnya berseberangan dengan hawa nafsu. Oleh karena itu, tidak akan sempurna iman seseorang sebelum memenangkan dirinya atas hawa nafsu.
Sabar ada tingkatan sisinya sesuai kekuatan dan kelemahannya:
Meredam dorongan hawa nafsu untuk memiliki atau tidak memiliki sesuatu sehingga, tidak ada lagi bisikkan hawa nafsu. Ini bisa tercapai dengan sabar dan mujahadah.
Dan kepada mereka akan diserukan, “wahai jiwa-jiwa yang memiliki nafsu yang tenag kembalilah kepada Allah dengan kondisi ridho dan diridhoi.
2. Orang yang dominasi nafsunya lebih kuat sampai tidak ada lagi dorongan agama. Hawa nafsu jika sudah bercokol dalam hati susah untuk mencabutnya.
Tandanya:
Ingin bertobat, tetapi berpikir bahwa dirinya masih muda dan belum nikmat jika harusbertobat sekarang.
Menunda tobat.
Putus asa
Tidak ada keinginan tobat. Berpikir bahwa Allah tidak butuh tobatnya dan berpikir bahwa dirinya masih bisa ditampung di surganya Allah yang luas.
Orang ini seperti seseorang yang menyerahkan akalnya pada orang-orang kafir dan digunakan oleh orang-orang kafir tersebut untuk menjaga babi dan dan himar.
3. Derajat orang yang ada di tengah (wustho)
Tidak berperang dengan hawa nafsu. Akan tetapi menjadikan sabar untuk perisai atau kadang-kadang mengalahkan syahwat, kadang-kadang memenangkan nafsunya, tetapi senantiasa introspeksi dan ada keinginan untu memerangi hawa nafsu.
Perumpamaannya seperti jika kita memiliki uang Rp50.000, Rp10.000, dan Rp 1.000.ketika ingin menyumbang Rp50.000, nafsu kita membisikkan jangan menyumbang karena terlalu besar. Ketika ingin menyumbang dengan Rp10.000, nafsu menahannya lagi. Akhirnya daripada tidak memberi, uang Rp1.000 lah yang disumbangkan.
Ciri-ciri orang golongan ketiga ini adalah:
Meninggalkan syahwat apa-apa yang lemah
Melemahkan syahwat apa-apa yang dominan
(dikutip dari pengajian Majelis IMAN Jum’at, 16 Desember 2011 di mushola muhajirin Ceger. Kitab Arba’in fi ushuluddin). Oleh Yudhistira Mursyid S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar